Ramadhan tinggal hitungan hari. Bulan Sya’ban yang berada di antara Rajab dan Ramadhan, akan segera kita lewati. Sya’ban semestinya banyak diisi kegiatan dalam rangka “Tarhib Ramadhan” yaitu, menyambut kehadirannya dengan penuh riang gembira dan upaya peningkatan ketaatan. Ilmu dan amal menjadi bekal utama untuk dipersiapkan sedemikian rupa. Momentum Ramadhan harus disadari sebagai bulan “Panen Pahala” yang penuh istimewa, sehingga memerlukan penyambutan dengan hati yang jernih.
Sya’ban yang merupakan laporan amal sangat istimewa, karena semua jejak langkah manusia–baik dan buruk–dihadapkan kepada Sang Maha Kuasa. Sabda nabi, “Aku sangat senang saat amalku dilaporkan pada Tuhan, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa” (HR an-Nasa’i). Bahkan, dituturkan oleh Aisyah RA–istri tercinta nabi–bahwa beliau lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban–selain Ramadhan–dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Sungguh nabi mempersiapkan Ramadhan, dengan penuh semangat dan gairah tinggi. Pembiasaan diri untuk beramal baik, dipersiapkan dengan sempurna sejak bulan Rajab dan Sya’ban. Setelah dikonfirmasi oleh Aisyah RA, mengapa nabi justru lebih banyak berpuasa sunnah di bulan Sya’ban daripada bulan-bulan lainnya. Nabi menjawab, pada bulan Sya’ban itu banyak manusia lalai dan lupa terhadap keutamaan-keutamaan Sya’ban, terutama untuk mempersiapkan diri dengan aneka peningkatan amal dan ketaatan yang dicintai Allah SWT.
Menempa Diri Meraih Derajat Mulia
Ramadhan merupakan bulan suci yang hadir dengan ragam kemuliaan. Pahala dilipatgandakan tanpa batas, sesuai kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak ada di antara orang-orang yang beriman yang tidak teduh hatinya, ketika memasuki Ramadhan Mubarak. Ia ibarat tamu agung yang hanya hadir dalam setahun sekali. Kehadirannya membahagiakan dan merindukan. Setiap hamba yang beriman menanti kedatangan Ramadhan dengan penuh suka-cita.
Ramadhan membuat hati tenang dan tentram. Semangat beribadah juga semakin meningkat, lebih-lebih bagi hamba beriman yang telah mempersiapkan sejak bulan Sya’ban dengan paripurna. Betapa Allah SWT sangat menyayangi hamba-hamba-Nya. Sejak bulan Rajab pahala telah digandakan dua kali lipat. Tentu ini sebuah motivasi tinggi, agar hamba-hamba beriman menjadi yang terdepan dalam ketaatan. Demikian pula di bulan Sya’ban, ada peluang tinggi kesalahan dan dosa-dosa kita digugurkan dan diampuni, kecuali bagi pelaku kesyirikan dan pendendam yang selalu mengobarkan api permusuhan.
Sungguh bahagia Ramadhan akan segera tiba. Peluang meraih kemuliaan dibuka lebar. Setiap hamba yang beriman, dari kadar imannya yang rendah, pertengahan, tinggi, semua diseru oleh SWT tanpa terkecuali untuk menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, agar menggapai predikat taqwa (QS Al Baqarah ayat 183). Ketaqwaan menjadi capaian puncak bagi hamba yang beriman. Sedangkan predikat taqwa itu, hanya dapat diraih melalui ibadah puasa di bulan suci yang bernama Ramadhan.
Puasa yang core value-nya disebut oleh Alquran sebagai manifestasi predikat
taqwa, tentu sangat relevan dengan semua cakupan rangkaian amaliah didalamnya. Pertama, puasa ada nilai pengendalian diri, yang tercermin dalam upaya menahan dari segala sesuatu yang membatalkan dan mengurangi kadar pahalanya. Kedua, puasa terdapat nilai aspek sosial yang tinggi, karena didalamnya ada pembiasaan infaq dan shadaqah, dengan bonus pahala yang berlipat-lipat. Ketiga, puasa dapat melatih peningkatan ketaatan, yang tercermin dalam spirit menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan tilawah Alquran dan berbagai bentuk ibadah lainnya.
Ketika seorang hamba mampu mencapai predikat taqwa, maka berarti ia mampu mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Tidak hanya urusan ibadah wajib yang mampu ia tunaikan, melainkan semua aspek kehidupan juga menjadi perhatian utamanya, yang berada dalam bingkai keislaman yang paripurna. Kapasitas dirinya pada ranah sosial ia tunjukkan sebagai bagian dari nilai ketaqwaan. Pola pikirnya pun terbuka untuk menjangkau semua aspek kehidupan secara menyeluruh, demi menghadirkan cakupan ibadah lebih luas dan nilai kebermanfaatan tanpa tebang pilih.
Muhammad Zaini, Jl. H. Ghazali, Rt 001 Rw 004, Jungcangcang, Pamekasan
Komentar
Posting Komentar